Makalah Psikologi Kesehatan (Psikologi Umum 2)




1. LATAR BELAKANG

Psikologi Kesehatan dikembangkan untuk memahami pengaruh  psikologis terhadap bagaimana seseorang menjaga dirinya agar tetap sehat, dan mengapa mereka menjadi sakit dan untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan saat mereka jatuh sakit. Selain mempelajari hal-hal tersebut di atas, psikologi kesehatan mempromosikan intervensi untuk membantu orang agar tetap sehat dan juga mengatasi kesakitan yang dideritanya.
Psikologi kesehatan tidak mendefinisikan sehat sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Psikologi kesehatan mempelajari seleruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup. Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya, maupun kesehatan mental remaja.
Dimana kita ketahui, remaja terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.

1.2 Rumusan Masalah


2.      Bagaimana cara membuat perubahan positif dalam hidup?

3.      Bagaimana cara untuk hidup efektif?

4.      Apa kaitannya psikologi kesehatan dan motivasi?

5.      Bagaimana cara menanam kebiasaan baik?

1.3 Tujuan Masalah

1.      Mengetahui psikologi kesehatan

2.      Mengetahui cara membuat perubahan positif dalam hidup

3.      Mengetahui cara untuk hidup efektif

4.      Mengetahui kaitannya psikologi kesehatan dan motivasi

5.      Mengetahui cara menanam kebiasaan baik




2.        PSIKOLOGI KESEHATAN

Psikologi kesehatan (healthy psychology) menekankan pada peran psikologi dalam membangun dan mempertahankan kesehatan, serta mencegah dan mengobati penyakit. Psikologi kesehatan merefleksikan kepercayaan bahwa pilihan gaya hidup dan keadaan psikologi dapat memainkan peranan penting dalam kesehatan (Friedman & Silver, 2007)
Pengobatan perilaku (behavioral medicine) adalah sebuah  bidang antardisiplin ilmu yang berpusat pada pengembangan dan pengintergrasian pengetahuan perilaku dan biomedis untuk mempromosikan kesehatan dan mengurangi timbulnya penyakit.

A.    Model Biopsikososial

Model biopsikososial ternyata dapat diterapkan pada psikologi kesehatan juga, karena psikologi kesehatan menggabungkan faktor biologis, psikologis dan sosial pada kesehatan (Alford, 2007).


Bidang psikologi kesehatan dan pengobatan perilaku menekankan pada hubungan antara pikiran dan tubuh. Psikologi kesehatan dan pengobatan perilaku tidak hanya memerhatikan bagaimana keadaan psikologi memengaruhi kesehatan, tetapi juga bagaimana kesehatan dan penyakit dapat mempengaruhi pengalaman psikologis seseorang, termasuk kemampuan kognitif, stress, dan kemampuan mengatasi masalah (coping).


Salah satu misi psikologi kesehatan adalah untuk membantu individu mengidentifikasi dan mengimplementasi cara-cara efektif yang dapat mengubah perilaku mereka menjadi lebih baik (Westmaas, Gil-Rivas, dan Silver, 2007). Perilaku kesehatan (health behavior) merupakan praktik-praktik yang memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan fisik.

A.  Model Teoretis dari Perubahaan

Teori perilaku beralasan menyarankan bahwa kita dapat membuat perubahan dengan membuat intensi spesifik untuk mengubah perilaku. Kita cenderung lebih mungkin menjalani intensi kita jika kita merasa perubahaan itu baik, dan bahwa orang di sekeliling kita mendukung perubahaan itu. Teori perilaku terencana memasukkan faktor-faktor ini sekaligus persepsi kita mengontrol perilaku.

B.  Model Tahapan Perubahan

Model tahapan perubahan menyebutkan bahwa perubahaan pribadi muncul dalam lima tahapan:

1.      Sebelum kontemplasi

2.      Kontemplasi

3.      Persiapan/determinasi

4.      Tindakan/kekuatan kehendak

5.      Dan, mempertahankan.

Setiap tahap memiliki tantangannya masing-masing. Pengulangan kembali (relapse) merupakan bagian alami dari perjalanan menuju perubahan

2.3 Alat-Alat Untuk Perubahan Hidup Efektif

A.  Efikasi Diri

Self-efficacy adalah kepercayaan individu bahwa ia dapat menguasai sebuah situasi dan menghasilkan keluaran yang positif, Self-efficacy telah memainkan peranan penting pada berbagai variasi perilaku kesehatan, termasuk penurunan berat badan, berhenti merokok, dan mempraktikan seks aman.





B.  Motivasi

Motivasi merupakan bagian penting untuk menjaga perubahan perilaku. Perubahan akan menjadi lebih efektif jika seseorang melakukannya berdasarkan alasan intrinsik (karena seseorang menginginkannya) dari pada alasan ekstrinsik (untuk mendapatkan imbalan). Intensi untuk menerapkan (implementasi) merupakan perubahan agar berjalan dengan sukses.

C.    Keyakinan Religius

Keyakinan Religius diasosiasikan dengan meningkatnya kesehatan. Satu alasan untuk asosiasi ini adalah agama tidak mendukung segala sesuatu yang berlebihan dan mempromosikan perilaku sehat. Partisipasi keagamaan juga menguntungkan individu dalam hal dukungan social yang didapatkan. Akhirnya, agama menyediakan sebuah system yang berarti yang dapat diandalkan ketika seseorang mengalami masa-masa sulit.

2.4 PSIKOLOGI KESEHATAN DAN MOTIVASI

Motivasi dapat menjadi kekuatan yang besar untuk perubahan hidup positif. Namun, bagaimana dengan perilaku yang tidak terlalu positif ----- seperti minum terlalu banyak, merokok, dan melakukan seks tidak aman? Apakah perilaku-perilaku ini juga dimotivasi? Psikolog kesehatan telah menyadari bahwa memahami motif dibalik perilaku tidak sehat dapat menjadi penting untuk memahami, mengubah, dan mencegah perilaku-perilaku ini.

A.Memahami motif dibalik perilaku tidak sehat dapat menjadi penting ntuk memahami, mencegah perilaku-perilaku ini.

Psikolog kesehatan telah secara khusus tertarik untuk menganalisis alasan mengapa seseorang mengonsumsi alkohol. Lynne Cooper dan rekan-rekan sejawatnya telah mengidentifikasi tiga motivasi minum (Copper, 1994; Cooper, et al, 1992):

·         Motiv Sosial, meliputi minum alkohol karena itu yang dilakukan teman-teman atau karena seseorang ingin bersosialisasi.



·         Motiv Coping, berpusat pada minum alkohol untuk rileks, untuk menghadapi stres, atau untuk melupakan kekhawatiran.



·         Motiv Peningkatan (enhancement), meliputi minum karena hal itu menyenangkan, karena seseorang suka dengan rasanya, atau karena menimbulkan semangat.



Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dewasa muda pada umumnya minum untuk alasan sosial, dengan motif penigkatan di peringkat kedua (Kuntsche,et al, 2006). Seperti pada motif peningkatan, motif cooping tidak bisa terjadi pada dewasa muda. Meskipun ketiga motif berkaitan dengan frekuensi minnum yang lebih tinggi (dengan motif peningkatan dihubungkan secara khusus pada laki-laki --- Cooper, et al, 1992), motif yang mendorong perilaku minumdapat  memiliki implikasi terhadap apakah perilaku tersebut berbahaya atau tidak berbahaya.

Motivasi telah dipelajari pada berbagai variasi perilaku yang tidak sehat. Bahkan, perilaku yang tampaknya sangat merusak tubuh (merokok, seks tidak aman) dapat dimengerti sebagai produk dari motivasi (Cooper, et al, 2006; Gynther, et al, 1999). Meskipun kita telah memusatkan diri pada dewasa muda, memerhatikan motif yang mendorong perilaku tidak sehat juga dapat dilakukan pada siapa pun, padaumur atau tahap kehidupan manapun.

2.5 MENANAM KEBIASAAN BAIK

Menjelaskan strategi-strategi untuk menanam kebiasaan baik dalam lima peristiwa kehidupan

Dalam bagian ini, kita akan melihat lima peristiwa kehidupan, untuk Anda, secara pribadi dapat disebabkan oleh beberapa perubahan: Manajemen Stres, Aktivitas Fisik, Makan, Merokok, dan Interkasi Seksual.

Mungkin Anda berharap Anda akan dapat “berhenti terlalu khawatir” atau “berhenti merasa sangat stres”. Mari kita mulai melihat penanaman kebiasaan baik dengan memeriksa cara-cara yang memungkinkan Anda dapat mencapai tujuan ini.





A.  MENGENDALIKAN STRES

Stres disini sebagai respons individu terhadap stresor (hal-hal yang menimbulkan stres), yaitu situasi dan peristiwa yang mengancam dan melebihi kemampuan mereka untuk mengatasinya. Hans Selye (1974, 1983), penemu penelitian stres, berpusat pada respons tubuh terhadap stres, khususnya kelelahan dan kerusakan pada tubuh karena tuntutan yang harus dipenuhinya.

General Adaptation Syndrome (GAS) adalah istilah yang digunakan Selye untuk efek yang biasanya terjadi pada tubuh ketika diberikan tuntutan. GAS terdiri atas tiga tahap: alarm (peringatan), resistensi, dan keletihan. Model Selye sangat berguna untuk menjelaskan kepada kita hubungan antara stres dan kesehatan.





·         Reaksi pertama tubuh terhadap stresor, pada tahap alarm, adalah keadaan terkejut sementara, dimana resistensi tubuh terhadap penyakit dan stres turun jauh dibawah batas normal. Dalam usaha mencoba mengatasi efek pertama dari stres, tubuh akan dengan cepat mengeluarkan hormon yang dalam waktu singkat memengaruhi jaringan pertahanan alami tubuh kita. Selama periode ini, tubuh seseorang akan sangat rentan terhadap penyakit dan luka. Untungnya, tahap alarm ini akan berlalu cukup cepat.

(alarm, dimana tubuh memindahkan sumber dayanya)



·         Pada tahap resistensi GAS Selye, sejumlah kelenjar di seluruh tubuh akan mulai menghasilkan hormon yang berbeda-beda yang melindungi individu dengan banyak cara. Aktivitas sistem saraf endokrin dan simpatetis tidak akan setinggi seperti tahap alarm, namun mereka tetap mengalami peningkatan. Selama tahap resistensi ini, sistem kekebalan tubuh dapat melawan infeksi dengan efisiensi yang luar biasa. Sama halnya seperti hormon yang mengurangi peradangan, secara umum di asosiasikan dengan luka, akan beroperasi pada tingkat tinggi.

(resistensi, dimana tubuh melawan dengan kuat untuk menghadapi stresor)



·         Jika usaha seluruh tubuh untuk melawan stres gagal dan stres tetap ada, individu akan masuk ke tahap keletihan. Pada titik ini, kerusakan pada  tubuh mulai mengambil alih-seseorang mungkin akan pingsan karena keletihan dan kerentanan terhadap penyakit meningkat. Kerusakan yang serius dan permanen dapat terjadi pada tubuh, seperti serangan jantung atau bahkan kematian, dapat muncul pada tahap ini.

(keletihan, dimana resistensi menurun)



Stres dan Sistem Kekebalan Tubuh  stres memiliki implikasi penting terhadap kesehatan fisik. Stres kronis dapat memiliki efek negatif bagi fungsi kekebalan tubuh. Perhatian mengenai hubungan antara sistem kekebalan tubuh dan stres melahirkan bidang ilmiah baru yaitu psikoneuroimunologi (psyhoneuroimmunology) Bidang yang menjelajahi hubungan antara faktor-faktor psikologis (seperti sikap dan emosi), sistem saraf, dan sistem kekebalan tubuh (Ayers, et al, 20017; Bachen, Cohen, & Marsland, 2007; Kemeny, 2007).

Psikoneuroimunologi termasuk kedalam bidang baru di mana hasil penemuan-penemuannya masih harus di klarifikasi, dijelaskan, dan lebih jauh, dibuktikan. Para peneliti berharap untuk menentukan lebih jelas hubungan antara faktor psikologi, otak, dan sistem kekebalan (Besedovsky & Rey, 2007; Blalock & Smith, 2007; Marsland, Cohen, & Bachen, 20070. Hipotesis pendahuluan tentang interaksi yang menyebabkan kerentaan terhadap penyakit adalah sebagai berikut:

1)      Pengalaman stres menurunkan efisiensi sistem kekebalan, membuat individu semakin rentan terhadap penyakit.

2)      Stres secara langsung menyebabkan proses yang menghasilkan penyakit.

3)      Pengalaman stres dapat menyebabakan aktivasi virus yang tidur (dorman) yang menghilangkan kemampuan individu untukmengatasi penyakit.



Hipotesis-hipotesis ini dapat mengarah pada perawatan-perawatan yang lebih berhasil untuk penyakit-penyakit yang mengherankan --- KANKER dan AIDS termasuk salah satunya (Jaffe, 2007; Letvin, 2007).

Sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf pusat memiliki kesamaan dalam hal menerima, mengenali, dan menyatukan sinyal dari lingkungan eksternal (Sternberg & Gold, 1996). Sistemsaraf pusat dan sistem kekebalan tubuh keduanya memiliki elemen “sensoris”, yang menerima informasi dari lingkungan dan bagian lain dari tubuh, elemen “motor”, yang membawa respons yang sepantasnya.kedua sistem juga bergantung pada mediator kimia untuk komunikasi. Hormon utama yang digunakan bersama oleh sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf pusat adalah hormon pelepas kortikotropin (corticotropin-releasing hormone---CRH) yang di produksi dalam hipotamulus yang menyatukan stres dan respons kekebalan.

            Berbagai penelitian mendukung ide bahwa stres dapat memengaruhi sistem kekebalan:

a)      Stresor Akut (peristiwa atau rangsangan mendadak, sekali seumur hidup) dapat menghasilkan perubahan kekebalan.

Contohnya, pada penderita HIV maupun KANKER yang sebenarnya relatif masih sehat, stresor akut diasosiasikan dengan fungsi kekebalan tubuh yang lebih lemah (Gasser & Raulet, 2006).



b)      Stresor Kronis (stres yang berkepanjangan) diasosiasikan dengan semakin menurunnya respons kekebalan tubuh dari pada adaptasi. Stres kronis telah ditunjukkan dapat mengambil ahli kemampuan alami tubuh untuk melawan penyakit.

Contohnya, efek ini telah didokumentasikan dalam sejumlah lingkungan, meliputi tinggal disebelah reaktor nuklir rusak, kegagalan dalam menjalin hubungan dekat(perceraian, perpisahan, dan stres pernikahan), dan beban dalam merawat anggota keluarga dengan penyakit progresif (Glaser & Kiecolt-Glaser, 2005; Graham, Christian, & Kiecolt-Glaser, 2006).



Stres, Penyakit Kardiovaskular, dan Kanker  Terdapat alasan pula untuk memercayai bahwa stres dapat meningkatkan risiko individu terhadap penyakit kardiovaskular 9Steptoe, Hamer, &Chida, 2007). Stres juga berhubungan dengan penyakit kardiovaskular dan kanker. Untuk membuang kebiasan stres berarti mengingat bahwa stres merupakan produk dari bagaimana cara kita berpikir tentang peristiwa dalam hidup kita. Mengendalikan cara penilaian kita dapat membuat kita melihat situasi yang berpotensi mengancam menjadi suatu tantangan.

Reaksi internal tubuh terhadap stres bukan satu-satunya risiko. Orang yang hidup dalamkeadaan stres kronis lebih mungkin merokok, makan berlebihan, dan menghindari olahraga. Semua perilaku yang berkaitan dengan stres ini berhubungan dengan berkembangnya penyakit kardiovaskular (Khan, etal, 2006). Ketika seseorang tidak dapat memanejemen stresnya sendirian, terdapat program manajemen stres sebagai sumber pertolongan.



B.  MANEJEMEN STRES

Program Manejemen Stres

Hampir setiap hari kita diingatkan bahwa stres tidak baik untuk kesehatan kita. “HINDARI STRES” mungkin merupakan resep yang baik, namun hidup ini penuh dengan pengalaman yang berpotensi menimbulkan stres, seperti mengerjakan ujian, menghadapi konflik di tempat kerja, dan berdebat dengan teman maupun keluarga.

Mengurangi stres sepertinya tidak mungkin atau tidak realistis. Namun, ingatlah bahwa stres bukanlah tentang apa yang terjadi pada kita, tetapi bagaimana kita berpikir mengenai apa yang terjadi pada kita. Penelitian tentang stres dan menghadapinya telah menunjukkan bahwa berpikir dengan kepala dingin dalam mendekati masalah dapat mengarah pada pemecahan masalah secara efektif dan stres yang lebih sedikit (Carver, 2007). Tentu saja, terkadang mencoba untuk mengatur stres sendiri adalah suatu hal yang sangat berat. Pada saat-saat itu, lebih masuk akal untuk menjelajahi pilihan-pilihan untuk menghilangkan kebiasaan stres, misalnya dengan cara mengikuti program manajemen stres.

Banyak orang memiliki kesulitan dalam mengendalikan stres mereka, oleh karena itu, para psikolog telah mengembangkan berbagai teknik yang dapat diajarkan kepada individu (Greenberg, 2008; Penedo, et al, 2004). Program Manejemen Stres (stress management programs) Program yang mengajarkan individu bagaimana menilai peristiwa yang menimbulkan stres, bagaimana mengembangkan keahlian untuk menghadapi stres, dan bagaimana menggunakan keahlian-keahlian ini dalam hidup sehari-hari. Beberapa program manajemen stres memiliki cakupan yang luas, mengajarkan sejumlah teknik untuk mengatasi stres; yang lain mengajarkan teknik yang lebih spesifik, seperti relaksasi atau pelatihan asertivitas. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi stres adalah dengan melakukan aktivitas fisik.

C.  AKTIVITAS FISIK

Menjadi Aktif secara Fisik

Gaya hidup santai / menetap (yaitu, gaya hidup yang meliputi sedikit aktivitas fisik, jika ada) diasosiasikan dengan setidaknya 17 penyakit yang berbeda-beda, meliputi; diabetes, osteoporosis, penyakit jantung dan udsus besar, kanker payudara dan ovum (WHO, 2007).

Aktivitas apa pun yang mengeluarkan energi fisik dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat. Satu hasil penelitian akhir-akhir ini, menemukan bahwa orang dewasa yang lebih banyak mengeluarkan energi pada aktivitas sehari-hari, akan lebih lama kemungkinan hidupnya (Manini, et al,2006). Tips untuk meningkatkan level aktivitas seseorang mulai dari membuat perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari, yaitu memasukkan aktivitas fisik kedalamnya (seperti berjalan, dari pada menyetir mobil kekampus); mencoba menemukan variasi aktivitas yang menyenangkan bagi diri kita;menemukan pasangan olahraga, dan mengganti acara nonton TV dengan berolahraga. Tetap memerhatikan kemajuan diri akan menolong individu untuk memonitor kemajuan tujuannya.

Aktivitas Fisik adalah sumber utama dari kesejahteraan fisik dan psikologis. Selain berhubungan dengan lamanya hidup seseorang, menjadi aktif secara fisik berhubungan dengan sejumlah keluaran positif, termasuk kemungkinan yang lebih rendah terserang penyakit kardiovaskular (Matthews, et al, 2007; Wilund, 2007), penurunan berat pada penderita obesitas (Shaw, et al, 2006; Tate, et al, 2007), meningkatkan fungsi kognitif (Kramer, Erickson, & Colcombe, 2006; Kramer & Morrow; 2007) , menghadapi stres dengan positif (Hame, 2006), meningkatnya rasa percaya diri (Hallal, et al, 2006), dan berkurangnya depresi (Kirby, 2005).

Menjadi aktif secara fisik adalah seperti menabung energi ke dalam sebuah akun bank kesejahteraan. Aktivitas meningkatnya kesejahteraan fisik dan memberi kita kemampuan untuk menghadapi potensial stresor dengan lebih berenergi (Fahey, Insel, & Roth, 2007).

Olahraga adalah salah satu jenis aktivitas fisik. Olahraga (exercise) biasanya mengacu pada aktivitas terstruktur yang bertujuan untuk mengingkatkan kesehatan. Meskipun olah raga dirancang untuk menguatkan otot, tulang, atau untuk meningkatkan fleksibilitas yang penting untuk kebugaran, banyak ahli kesehatan menekankan keuntungan dari olahraga aerobik (aerobic exercise), yaitu meliputi aktivitas terus-menerus---jogging, berenang atau bersepeda, sebagai contoh yang menstimulasi fungsi jantung dan paru-paru.

Satu petunjuk untuk menjadi aktif secara fisik adalah dengan tidak membatasi diri sendiri hanya kepada beberapa pilihan. Terdapat banyak aktivitas yang memerlukan energi fisik. Pilihlah satu yang kamu suka. Faktor penting dalam menjaga rencana olahraga meliputi afeksi diri, membuat pilihan secara aktif, dan mengalami penguatan positif serta dukungan sosial (Cress, et al, 2005). Menemukan seorang teman yang juga tertarik untuk berolahraga mungkin dapat menjadi motivator yang kuat.

Ingatlah bahwa untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan pengawasan terhadap diri sendiri. Kunci untuk tetap bertahan pada suatu program adalah dengan mencatat kemajuan anda. Mencatat olahraga anda secara sistematis akan menolong Anda untuk mengecek sejauh mana Anda telah berusaha. Strategi ini sangat bermanfaat khususnya untuk memepertahankan program latihan dalam jangka waktu yang cukup lama. Cara lain untuk melawan masalah berat badan adalah melalui perubahan diet.

Aktivitas apapun yang mengeluarkan energi fisik dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat. Hal ini dapat berarti sesederhana naik tangga daripada menggunakan lift, berjalan atau bersepea ke sekolah daripada menyetir, pergi bermain seluncur es daripada pergi nonton, atau berdiri dan menari daripada hanya duduk saja di bar. Satu hasil penelitian akhir-akhir ini menemukan bahwa orang dewasa yang lebih banyak mengeluarkan energi pada aktivitas sehari-hari, akan lebih lama kemungkinan hidupnya (Manini, et al, 2006).

Aktivitas fisik adalah sumber utama dari kesejahteraan fisik dan psikologis. Salah satu jenis aktivitas fisik ialah olahraga. Olahraga (exercise) biasanya mengacu pada aktivitas terstuktur yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan. Bahkan, seekor babi mendapatkan keuntungan dari berolahraga. Eksperimen babi yang ber-jogging menyingkap efek dramatis dari olahraga terhadap kesehatan. Pada satu investigasi, sekelompok babi dilatih untuk lari mendekati 100 mil per minggu (Bloor dan White, 19983). Kemudian para peneiti mengecilkan arteri yang menyalurkan darah ke jantung babi. Jantung dari babi yang berlari telah membentuk jalur lain untuk suplai darah, dan 42 persen dari jaringan jantung diselamatkan, dibandingkan dengan hanya 17 persen dari kelompok kontrol yang tidak melakukan jogging.

Makan yang Benar

Berolahraga secara teratur merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi berat badan. Cara lainnya adalah dnegan membuat pilihan makan yang lebih sehat (Wardlaw & Hampl, 2007). Meskipun toko-toko dan supermaket menawarkan begitu banyak pilihan, sebagian besar dari kita masih memilih untuk makan makanan yang tidak sehat. Kita terlalu banyak mengonsumsi gula dan tidak cukup mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan vitamin, mineral, dan seratnya, seperti buah-buahan, sayur, dan gandum. Kita terlalu banyak makan makanan cepat saji dan terlalu sedikit makan makanan yang seimbang-pilihan yang telah meningkatkan asupan lemak dan kolestrol yang keduanya berpengaruh terhadap masalah kesehatan jangka panjang (Jeffery, et al, 2006).

Kebugaran dan kegemukan merupakan prediktor yang independen satu sama lain dari resiko kesehatan, dan keduanya memiliki pengaruh terhadap umur panjang. Seseorang dapat sekaligus gemuk dan bugar, akan tetapi orang yang gemuk dan bugar tidak dapat sesehat orang yang kurus dan bugar. Sama halnya, orang yang gemuk dan bugar dapat menjadi lebih sehat dari rekan mereka yang tidak bugar sama sekali.

Berhenti Merokok

Siapapun yang merokok harus berusaha menghentikan kebiasaan mereka, karena merokok memiliki ancaman serius terhadap kesehatan. Metode untuk berhenti merokok meliputi :

·         Berhenti begitu saja

·         Menggunakan substitusi nikotin dan mencari terapi.

Meskipun sulit untuk berhenti pada awalnya, berhenti merokok dapat dicapai.

Mempraktikan Seks Aman

Praktik seks yang aman merupakan aspek lain dari perilaku sehat yang menjadi perhatian psikolog kesehatan. Penggunaan kondom adalah satu cara untuk mencegah baik kehamilan yang tidak di inginkan maupun STI.

Perlindungan Melawan Infeksi Seks Menular

Infeksi penyakit seks menular (sexually transmitted infection – STI) adalah sebuah infeksi yang menular terutama melalui aktivitas seksual – hubungan badan melalui vagina dan juga oral – alat kelamin, dan anal – alat kelamin. Efek STI muncul pada 1/6 orang dewasa (National Center for Health Statistics, 2005). STI seringkali awalnya berupa bakteri, seperti pada kasus gonorea (kencing nanah) dan sifilis. STI juga dapat disebabkan oleh virus. Seperti pada kasus herpes alat kelamin dan HIV.



Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) disebabkan oleh virus human immunodeficiency (HIV), infeksi penyakit seks menular yang menghancurkan system kekebalan tubuh. Tanpa perawatan, sebagian besar orang yang terkena HIV rentan terhadap kuman penyakit yang seharusnya dapat dihancurkan system kekebalan tubuh normal.

Terapi obat belakangan ini telah membuat orang mulai berpikir tentang HIV sebagai kondisi kronis daripada kondisi kematian. Respons terhadap perawatan sangat bervariasi, dan tetap bertahan untuk mengonsumsi ‘pesta obat’ untuk melawan HIV dapat menjadi sesuatu yang menantang. Perawatannya dikenal dengan nama HAART (Highly Active Antiretroviral Therapy). Perawatan ini membutuhkan 6-22 pil setiap hari, meskipun baru-baru ini FDA telah menyetujui perawatan. 1 pil perhari untuk HIV (Laurance, 2006). Efek sampingnya bervariasi dan dapat meliputi deposit lemak di bagian punggung badan perut.

Tidak ada perkiraan pasti untuk ekspetasi hidup dari seseorang yang menderita HIV-positif karena pengobatan telah menjadi lebih baik saat ini, bagaimanapun HIV tetap menjadi infeksi yang belum dapat disembuhkan secara totak yang secara tragis dapat mengantar orang ke kematian dini.

Para ahli mengatakan bahwa HIV dapat ditularkan melalui:

·         kontak seksual

·         kontak lain secara langsung seperti luka atau selaput lendir dengan darah dan cairan seksual

·         jarum suntik yang tidak steril

·         transfusi darah.



2.6 Menyatukan Psikologi dan Kesehatan serta Kesejahteraan Psikologi positif
       adalah psikologi tua yang datar

Meskipun psikologi positif terkadang dianggap sebagai hal yang baru, namun secara bekerja dimana kita harus mulai dari fungsi terlebih dahulu, dan mempelajari apa yang bekerja dengan baik. Sebelum memutuskan apa yang tidak baik adalah cara bekerja typical psikologi pada umumnya: kita mulai dengan mata dan hidung yang berfungsi, untuk mempelajari penglihatan dan pendengaran sebagai contoh. Oleh karena itu, psikologi positif sebenarnya hanyalah psikologi tua yang datar.

Psikologi adalah tentang anda

Melebihi ilmu lainnya psikologi adalah tentang anda – memahami bagaimana anda berfungsi. Untuk menunjukan relevansi psikologi terhadap kesehatan dan kesejahteraan anda, serta untuk menolong anda menghargai hubungan yang banyak dan dalam antara ilmu yang tergolong baru ini dengan kehidupan anda sehari-hari.



3. KESIMPULAN

Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana mendorong individu mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya. Maupun kesehatan mental. Individu yang salah penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dengan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.



DAFTAR PUSTAKA



King A Laura. 2010. Psikologi Umum, Buku 2. Jakarta : Salemba Humanika.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Tes CPM (Colours Proggresive Matrices)

Makalah Kematian, Menjelang Ajal, dan Berduka (Psikologi Perkembangan 2)