Makalah Psikologi Kesehatan (Psikologi Umum 2)
1. LATAR BELAKANG
Psikologi Kesehatan dikembangkan untuk
memahami pengaruh psikologis terhadap
bagaimana seseorang menjaga dirinya agar tetap sehat, dan mengapa mereka
menjadi sakit dan untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan saat mereka jatuh
sakit. Selain mempelajari hal-hal tersebut di atas, psikologi kesehatan
mempromosikan intervensi untuk membantu orang agar tetap sehat dan juga
mengatasi kesakitan yang dideritanya.
Psikologi kesehatan tidak mendefinisikan sehat
sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai pencapaian yang melibatkan
keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Psikologi kesehatan
mempelajari seleruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup.
Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti
bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan
aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong
orang lain memperbaiki pola makannya, maupun kesehatan mental remaja.
Dimana kita ketahui, remaja terkadang
melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan
diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dan
mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan
sampai mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat
adiktif.
1.2
Rumusan Masalah
2.
Bagaimana
cara membuat perubahan positif dalam hidup?
3.
Bagaimana
cara untuk hidup efektif?
4.
Apa
kaitannya psikologi kesehatan dan motivasi?
5.
Bagaimana
cara menanam kebiasaan baik?
1.3
Tujuan Masalah
1. Mengetahui psikologi kesehatan
2. Mengetahui cara membuat perubahan positif
dalam hidup
3. Mengetahui cara untuk hidup efektif
4. Mengetahui kaitannya psikologi kesehatan dan
motivasi
5. Mengetahui cara menanam kebiasaan baik
2. PSIKOLOGI
KESEHATAN
Psikologi
kesehatan (healthy psychology)
menekankan pada peran psikologi dalam membangun dan mempertahankan kesehatan,
serta mencegah dan mengobati penyakit. Psikologi kesehatan merefleksikan
kepercayaan bahwa pilihan gaya hidup dan keadaan psikologi dapat memainkan
peranan penting dalam kesehatan (Friedman & Silver, 2007)
Pengobatan
perilaku (behavioral medicine) adalah
sebuah bidang antardisiplin ilmu yang
berpusat pada pengembangan dan pengintergrasian pengetahuan perilaku dan
biomedis untuk mempromosikan kesehatan dan mengurangi timbulnya penyakit.
A.
Model Biopsikososial
Model
biopsikososial ternyata dapat diterapkan pada psikologi kesehatan juga, karena
psikologi kesehatan menggabungkan faktor biologis, psikologis dan sosial pada
kesehatan (Alford, 2007).
Bidang
psikologi kesehatan dan pengobatan perilaku menekankan pada hubungan antara
pikiran dan tubuh. Psikologi kesehatan dan pengobatan perilaku tidak hanya
memerhatikan bagaimana keadaan psikologi memengaruhi kesehatan, tetapi juga
bagaimana kesehatan dan penyakit dapat mempengaruhi pengalaman psikologis
seseorang, termasuk kemampuan kognitif, stress, dan kemampuan mengatasi masalah
(coping).
Salah
satu misi psikologi kesehatan adalah untuk membantu individu mengidentifikasi
dan mengimplementasi cara-cara efektif yang dapat mengubah perilaku mereka
menjadi lebih baik (Westmaas, Gil-Rivas, dan Silver, 2007). Perilaku kesehatan
(health behavior) merupakan praktik-praktik yang memiliki pengaruh terhadap
kesejahteraan fisik.
A. Model
Teoretis dari Perubahaan
Teori
perilaku beralasan menyarankan bahwa kita dapat membuat perubahan dengan
membuat intensi spesifik untuk mengubah perilaku. Kita cenderung lebih mungkin
menjalani intensi kita jika kita merasa perubahaan itu baik, dan bahwa orang di
sekeliling kita mendukung perubahaan itu. Teori perilaku terencana memasukkan
faktor-faktor ini sekaligus persepsi kita mengontrol perilaku.
B. Model
Tahapan Perubahan
Model
tahapan perubahan menyebutkan bahwa perubahaan pribadi muncul dalam lima
tahapan:
1.
Sebelum
kontemplasi
2.
Kontemplasi
3.
Persiapan/determinasi
4.
Tindakan/kekuatan
kehendak
5.
Dan,
mempertahankan.
Setiap
tahap memiliki tantangannya masing-masing. Pengulangan kembali (relapse)
merupakan bagian alami dari perjalanan menuju perubahan
2.3 Alat-Alat
Untuk Perubahan Hidup Efektif
A. Efikasi
Diri
Self-efficacy adalah kepercayaan individu bahwa ia dapat
menguasai sebuah situasi dan menghasilkan keluaran yang positif, Self-efficacy telah memainkan peranan
penting pada berbagai variasi perilaku kesehatan, termasuk penurunan berat
badan, berhenti merokok, dan mempraktikan seks aman.
B. Motivasi
Motivasi
merupakan bagian penting untuk menjaga perubahan perilaku. Perubahan akan
menjadi lebih efektif jika seseorang melakukannya berdasarkan alasan intrinsik
(karena seseorang menginginkannya) dari pada alasan ekstrinsik (untuk
mendapatkan imbalan). Intensi untuk menerapkan (implementasi) merupakan
perubahan agar berjalan dengan sukses.
C.
Keyakinan Religius
Keyakinan
Religius diasosiasikan dengan meningkatnya kesehatan. Satu alasan untuk
asosiasi ini adalah agama tidak mendukung segala sesuatu yang berlebihan dan
mempromosikan perilaku sehat. Partisipasi keagamaan juga menguntungkan individu
dalam hal dukungan social yang didapatkan. Akhirnya, agama menyediakan sebuah
system yang berarti yang dapat diandalkan ketika seseorang mengalami masa-masa
sulit.
2.4 PSIKOLOGI KESEHATAN DAN MOTIVASI
Motivasi dapat menjadi kekuatan yang besar untuk
perubahan hidup positif. Namun, bagaimana dengan perilaku yang tidak terlalu
positif ----- seperti minum terlalu banyak, merokok, dan melakukan seks tidak
aman? Apakah perilaku-perilaku ini juga dimotivasi? Psikolog kesehatan telah
menyadari bahwa memahami motif dibalik perilaku tidak sehat dapat menjadi
penting untuk memahami, mengubah, dan mencegah perilaku-perilaku ini.
A.Memahami
motif dibalik perilaku tidak sehat dapat menjadi penting ntuk memahami,
mencegah perilaku-perilaku ini.
Psikolog kesehatan telah secara khusus tertarik
untuk menganalisis alasan mengapa seseorang mengonsumsi alkohol. Lynne Cooper
dan rekan-rekan sejawatnya telah mengidentifikasi tiga motivasi minum (Copper,
1994; Cooper, et al, 1992):
·
Motiv Sosial, meliputi minum alkohol
karena itu yang dilakukan teman-teman atau karena seseorang ingin
bersosialisasi.
·
Motiv Coping, berpusat pada minum
alkohol untuk rileks, untuk menghadapi stres, atau untuk melupakan
kekhawatiran.
·
Motiv Peningkatan (enhancement), meliputi minum karena hal
itu menyenangkan, karena seseorang suka dengan rasanya, atau karena menimbulkan
semangat.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dewasa
muda pada umumnya minum untuk alasan sosial, dengan motif penigkatan di
peringkat kedua (Kuntsche,et al, 2006). Seperti pada motif peningkatan, motif
cooping tidak bisa terjadi pada dewasa muda. Meskipun ketiga motif berkaitan
dengan frekuensi minnum yang lebih tinggi (dengan motif peningkatan dihubungkan
secara khusus pada laki-laki --- Cooper, et al, 1992), motif yang mendorong
perilaku minumdapat memiliki implikasi
terhadap apakah perilaku tersebut berbahaya atau tidak berbahaya.
Motivasi telah dipelajari pada berbagai variasi
perilaku yang tidak sehat. Bahkan, perilaku yang tampaknya sangat merusak tubuh
(merokok, seks tidak aman) dapat dimengerti sebagai produk dari motivasi
(Cooper, et al, 2006; Gynther, et al, 1999). Meskipun kita telah memusatkan
diri pada dewasa muda, memerhatikan motif yang mendorong perilaku tidak sehat
juga dapat dilakukan pada siapa pun, padaumur atau tahap kehidupan manapun.
2.5 MENANAM KEBIASAAN BAIK
Menjelaskan
strategi-strategi untuk menanam kebiasaan baik dalam lima peristiwa kehidupan
Dalam bagian ini, kita akan melihat lima
peristiwa kehidupan, untuk Anda, secara pribadi dapat disebabkan oleh beberapa
perubahan: Manajemen Stres, Aktivitas
Fisik, Makan, Merokok, dan Interkasi Seksual.
Mungkin Anda berharap Anda akan dapat “berhenti terlalu khawatir” atau “berhenti merasa sangat stres”. Mari kita
mulai melihat penanaman kebiasaan baik dengan memeriksa cara-cara yang
memungkinkan Anda dapat mencapai tujuan ini.
A. MENGENDALIKAN STRES
Stres disini sebagai respons
individu terhadap stresor (hal-hal
yang menimbulkan stres), yaitu situasi dan peristiwa yang mengancam dan
melebihi kemampuan mereka untuk mengatasinya. Hans Selye (1974, 1983), penemu
penelitian stres, berpusat pada respons tubuh terhadap stres, khususnya
kelelahan dan kerusakan pada tubuh karena tuntutan yang harus dipenuhinya.
General Adaptation Syndrome (GAS) adalah istilah yang
digunakan Selye untuk efek yang biasanya terjadi pada tubuh ketika diberikan
tuntutan. GAS terdiri atas tiga tahap: alarm (peringatan), resistensi,
dan keletihan.
Model Selye sangat berguna untuk menjelaskan kepada kita hubungan antara stres
dan kesehatan.
·
Reaksi pertama tubuh terhadap stresor, pada tahap
alarm, adalah keadaan terkejut sementara, dimana resistensi tubuh
terhadap penyakit dan stres turun jauh dibawah batas normal. Dalam usaha
mencoba mengatasi efek pertama dari stres, tubuh akan dengan cepat mengeluarkan
hormon yang dalam waktu singkat memengaruhi jaringan pertahanan alami tubuh
kita. Selama periode ini, tubuh seseorang akan sangat rentan terhadap penyakit
dan luka. Untungnya, tahap alarm ini akan berlalu cukup cepat.
(alarm, dimana tubuh memindahkan sumber dayanya)
·
Pada tahap resistensi GAS Selye, sejumlah
kelenjar di seluruh tubuh akan mulai menghasilkan hormon yang berbeda-beda yang
melindungi individu dengan banyak cara. Aktivitas sistem saraf endokrin dan
simpatetis tidak akan setinggi seperti tahap alarm, namun mereka tetap
mengalami peningkatan. Selama tahap resistensi ini, sistem kekebalan tubuh
dapat melawan infeksi dengan efisiensi yang luar biasa. Sama halnya seperti
hormon yang mengurangi peradangan, secara umum di asosiasikan dengan luka, akan
beroperasi pada tingkat tinggi.
(resistensi, dimana tubuh melawan dengan kuat
untuk menghadapi stresor)
·
Jika usaha seluruh tubuh untuk melawan stres
gagal dan stres tetap ada, individu akan masuk ke tahap keletihan. Pada titik
ini, kerusakan pada tubuh mulai
mengambil alih-seseorang mungkin akan pingsan karena keletihan dan kerentanan
terhadap penyakit meningkat. Kerusakan yang serius dan permanen dapat terjadi
pada tubuh, seperti serangan jantung atau bahkan kematian, dapat muncul pada
tahap ini.
(keletihan, dimana resistensi menurun)
Stres dan Sistem
Kekebalan Tubuh stres memiliki implikasi
penting terhadap kesehatan fisik. Stres kronis dapat memiliki efek negatif bagi
fungsi kekebalan tubuh. Perhatian mengenai hubungan antara sistem kekebalan
tubuh dan stres melahirkan bidang ilmiah baru yaitu psikoneuroimunologi (psyhoneuroimmunology)
Bidang yang menjelajahi hubungan antara faktor-faktor psikologis
(seperti sikap dan emosi), sistem saraf, dan sistem kekebalan tubuh (Ayers, et
al, 20017; Bachen, Cohen, & Marsland, 2007; Kemeny, 2007).
Psikoneuroimunologi termasuk kedalam bidang baru
di mana hasil penemuan-penemuannya masih harus di klarifikasi, dijelaskan, dan
lebih jauh, dibuktikan. Para peneliti berharap untuk menentukan lebih jelas
hubungan antara faktor psikologi, otak, dan sistem kekebalan (Besedovsky &
Rey, 2007; Blalock & Smith, 2007; Marsland, Cohen, & Bachen, 20070.
Hipotesis pendahuluan tentang interaksi yang menyebabkan kerentaan terhadap penyakit
adalah sebagai berikut:
1)
Pengalaman stres menurunkan efisiensi sistem
kekebalan, membuat individu semakin rentan terhadap penyakit.
2)
Stres secara langsung menyebabkan proses yang
menghasilkan penyakit.
3)
Pengalaman stres dapat menyebabakan aktivasi
virus yang tidur (dorman) yang menghilangkan kemampuan individu untukmengatasi
penyakit.
Hipotesis-hipotesis ini dapat mengarah pada
perawatan-perawatan yang lebih berhasil untuk penyakit-penyakit yang
mengherankan --- KANKER dan AIDS termasuk salah satunya (Jaffe, 2007; Letvin,
2007).
Sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf pusat
memiliki kesamaan dalam hal menerima, mengenali, dan menyatukan sinyal dari
lingkungan eksternal (Sternberg & Gold, 1996). Sistemsaraf pusat dan sistem
kekebalan tubuh keduanya memiliki elemen “sensoris”, yang menerima informasi
dari lingkungan dan bagian lain dari tubuh, elemen “motor”, yang membawa
respons yang sepantasnya.kedua sistem juga bergantung pada mediator kimia untuk
komunikasi. Hormon utama yang digunakan bersama oleh sistem kekebalan tubuh dan
sistem saraf pusat adalah hormon pelepas kortikotropin (corticotropin-releasing hormone---CRH) yang di produksi dalam
hipotamulus yang menyatukan stres dan respons kekebalan.
Berbagai
penelitian mendukung ide bahwa stres dapat memengaruhi sistem kekebalan:
a)
Stresor Akut (peristiwa atau
rangsangan mendadak, sekali seumur hidup) dapat menghasilkan perubahan
kekebalan.
Contohnya, pada penderita HIV maupun KANKER yang
sebenarnya relatif masih sehat, stresor akut diasosiasikan dengan fungsi
kekebalan tubuh yang lebih lemah (Gasser & Raulet, 2006).
b)
Stresor Kronis (stres yang
berkepanjangan) diasosiasikan dengan semakin menurunnya respons kekebalan tubuh
dari pada adaptasi. Stres kronis telah ditunjukkan dapat mengambil ahli
kemampuan alami tubuh untuk melawan penyakit.
Contohnya, efek ini telah didokumentasikan dalam
sejumlah lingkungan, meliputi tinggal disebelah reaktor nuklir rusak, kegagalan
dalam menjalin hubungan dekat(perceraian, perpisahan, dan stres pernikahan),
dan beban dalam merawat anggota keluarga dengan penyakit progresif (Glaser
& Kiecolt-Glaser, 2005; Graham, Christian, & Kiecolt-Glaser, 2006).
Stres, Penyakit
Kardiovaskular, dan Kanker Terdapat alasan pula
untuk memercayai bahwa stres dapat meningkatkan risiko individu terhadap
penyakit kardiovaskular 9Steptoe, Hamer, &Chida, 2007). Stres juga
berhubungan dengan penyakit kardiovaskular dan kanker. Untuk membuang kebiasan
stres berarti mengingat bahwa stres merupakan produk dari bagaimana cara kita
berpikir tentang peristiwa dalam hidup kita. Mengendalikan cara penilaian kita
dapat membuat kita melihat situasi yang berpotensi mengancam menjadi suatu
tantangan.
Reaksi internal tubuh terhadap stres bukan
satu-satunya risiko. Orang yang hidup dalamkeadaan stres kronis lebih mungkin
merokok, makan berlebihan, dan menghindari olahraga. Semua perilaku yang
berkaitan dengan stres ini berhubungan dengan berkembangnya penyakit
kardiovaskular (Khan, etal, 2006). Ketika seseorang tidak dapat memanejemen stresnya sendirian, terdapat
program manajemen stres sebagai sumber pertolongan.
B. MANEJEMEN STRES
Program Manejemen Stres
Hampir setiap hari kita diingatkan bahwa stres
tidak baik untuk kesehatan kita. “HINDARI
STRES” mungkin merupakan resep yang baik, namun hidup ini penuh dengan
pengalaman yang berpotensi menimbulkan stres, seperti mengerjakan ujian,
menghadapi konflik di tempat kerja, dan berdebat dengan teman maupun keluarga.
Mengurangi stres sepertinya tidak mungkin atau
tidak realistis. Namun, ingatlah bahwa stres bukanlah tentang apa yang terjadi
pada kita, tetapi bagaimana kita berpikir mengenai apa yang terjadi pada kita. Penelitian tentang stres dan menghadapinya telah
menunjukkan bahwa berpikir dengan kepala dingin dalam mendekati masalah dapat
mengarah pada pemecahan masalah secara efektif dan stres yang lebih sedikit
(Carver, 2007). Tentu saja, terkadang mencoba untuk mengatur stres sendiri
adalah suatu hal yang sangat berat. Pada saat-saat itu, lebih masuk akal untuk
menjelajahi pilihan-pilihan untuk menghilangkan kebiasaan stres, misalnya
dengan cara mengikuti program manajemen stres.
Banyak orang memiliki kesulitan dalam
mengendalikan stres mereka, oleh karena itu, para psikolog telah mengembangkan
berbagai teknik yang dapat diajarkan kepada individu (Greenberg, 2008; Penedo,
et al, 2004). Program Manejemen Stres (stress management programs) Program
yang mengajarkan individu bagaimana menilai peristiwa yang menimbulkan stres,
bagaimana mengembangkan keahlian untuk menghadapi stres, dan bagaimana
menggunakan keahlian-keahlian ini dalam hidup sehari-hari. Beberapa program
manajemen stres memiliki cakupan yang luas, mengajarkan sejumlah teknik untuk
mengatasi stres; yang lain mengajarkan teknik yang lebih spesifik, seperti
relaksasi atau pelatihan asertivitas. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi
stres adalah dengan melakukan aktivitas fisik.
C. AKTIVITAS FISIK
Menjadi Aktif secara Fisik
Gaya hidup santai / menetap (yaitu, gaya hidup
yang meliputi sedikit aktivitas fisik, jika ada) diasosiasikan dengan
setidaknya 17 penyakit yang berbeda-beda, meliputi; diabetes, osteoporosis,
penyakit jantung dan udsus besar, kanker payudara dan ovum (WHO, 2007).
Aktivitas apa pun yang mengeluarkan energi fisik
dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat. Satu hasil penelitian akhir-akhir
ini, menemukan bahwa orang dewasa yang lebih banyak mengeluarkan energi pada
aktivitas sehari-hari, akan lebih lama kemungkinan hidupnya (Manini, et
al,2006). Tips untuk meningkatkan level aktivitas seseorang mulai dari membuat
perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari, yaitu memasukkan aktivitas fisik
kedalamnya (seperti berjalan, dari pada menyetir mobil kekampus); mencoba
menemukan variasi aktivitas yang menyenangkan bagi diri kita;menemukan pasangan
olahraga, dan mengganti acara nonton TV dengan berolahraga. Tetap memerhatikan
kemajuan diri akan menolong individu untuk memonitor kemajuan tujuannya.
Aktivitas Fisik adalah sumber utama dari
kesejahteraan fisik dan psikologis. Selain berhubungan dengan lamanya hidup
seseorang, menjadi aktif secara fisik berhubungan dengan sejumlah keluaran
positif, termasuk kemungkinan yang lebih rendah terserang penyakit
kardiovaskular (Matthews, et al, 2007; Wilund, 2007), penurunan berat pada
penderita obesitas (Shaw, et al, 2006; Tate, et al, 2007), meningkatkan fungsi
kognitif (Kramer, Erickson, & Colcombe, 2006; Kramer & Morrow; 2007) ,
menghadapi stres dengan positif (Hame, 2006), meningkatnya rasa percaya diri
(Hallal, et al, 2006), dan berkurangnya depresi (Kirby, 2005).
Menjadi aktif secara fisik adalah seperti
menabung energi ke dalam sebuah akun bank kesejahteraan. Aktivitas meningkatnya
kesejahteraan fisik dan memberi kita kemampuan untuk menghadapi potensial
stresor dengan lebih berenergi (Fahey, Insel, & Roth, 2007).
Olahraga adalah salah satu jenis aktivitas fisik.
Olahraga (exercise) biasanya mengacu pada aktivitas terstruktur yang
bertujuan untuk mengingkatkan kesehatan. Meskipun olah raga dirancang untuk
menguatkan otot, tulang, atau untuk meningkatkan fleksibilitas yang penting
untuk kebugaran, banyak ahli kesehatan menekankan keuntungan dari olahraga aerobik (aerobic exercise), yaitu meliputi aktivitas
terus-menerus---jogging, berenang atau bersepeda, sebagai contoh yang
menstimulasi fungsi jantung dan paru-paru.
Satu petunjuk untuk menjadi aktif secara fisik
adalah dengan tidak membatasi diri sendiri hanya kepada beberapa pilihan.
Terdapat banyak aktivitas yang memerlukan energi fisik. Pilihlah satu yang kamu
suka. Faktor penting dalam menjaga rencana olahraga meliputi afeksi diri,
membuat pilihan secara aktif, dan mengalami penguatan positif serta dukungan
sosial (Cress, et al, 2005). Menemukan seorang teman yang juga tertarik untuk
berolahraga mungkin dapat menjadi motivator yang kuat.
Ingatlah bahwa untuk mencapai tujuan secara
efektif diperlukan pengawasan terhadap diri sendiri. Kunci untuk tetap bertahan
pada suatu program adalah dengan mencatat kemajuan anda. Mencatat olahraga anda
secara sistematis akan menolong Anda untuk mengecek sejauh mana Anda telah
berusaha. Strategi ini sangat bermanfaat khususnya untuk memepertahankan
program latihan dalam jangka waktu yang cukup lama. Cara lain untuk melawan masalah berat badan
adalah melalui perubahan diet.
Aktivitas apapun yang mengeluarkan
energi fisik dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat. Hal ini dapat berarti
sesederhana naik tangga daripada menggunakan lift, berjalan atau bersepea ke
sekolah daripada menyetir, pergi bermain seluncur es daripada pergi nonton,
atau berdiri dan menari daripada hanya duduk saja di bar. Satu hasil penelitian
akhir-akhir ini menemukan bahwa orang dewasa yang lebih banyak mengeluarkan
energi pada aktivitas sehari-hari, akan lebih lama kemungkinan hidupnya
(Manini, et al, 2006).
Aktivitas fisik adalah sumber utama
dari kesejahteraan fisik dan psikologis. Salah satu jenis aktivitas fisik ialah
olahraga. Olahraga (exercise)
biasanya mengacu pada aktivitas terstuktur yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan. Bahkan, seekor babi mendapatkan keuntungan dari berolahraga.
Eksperimen babi yang ber-jogging
menyingkap efek dramatis dari olahraga terhadap kesehatan. Pada satu
investigasi, sekelompok babi dilatih untuk lari mendekati 100 mil per minggu
(Bloor dan White, 19983). Kemudian para peneiti mengecilkan arteri yang
menyalurkan darah ke jantung babi. Jantung dari babi yang berlari telah
membentuk jalur lain untuk suplai darah, dan 42 persen dari jaringan jantung
diselamatkan, dibandingkan dengan hanya 17 persen dari kelompok kontrol yang
tidak melakukan jogging.
Makan yang Benar
Berolahraga secara teratur merupakan
salah satu cara terbaik untuk mengurangi berat badan. Cara lainnya adalah
dnegan membuat pilihan makan yang lebih sehat (Wardlaw & Hampl, 2007).
Meskipun toko-toko dan supermaket menawarkan begitu banyak pilihan, sebagian
besar dari kita masih memilih untuk makan makanan yang tidak sehat. Kita
terlalu banyak mengonsumsi gula dan tidak cukup mengonsumsi makanan yang tinggi
kandungan vitamin, mineral, dan seratnya, seperti buah-buahan, sayur, dan gandum.
Kita terlalu banyak makan makanan cepat saji dan terlalu sedikit makan makanan
yang seimbang-pilihan yang telah meningkatkan asupan lemak dan kolestrol yang
keduanya berpengaruh terhadap masalah kesehatan jangka panjang (Jeffery, et al, 2006).
Kebugaran dan kegemukan merupakan
prediktor yang independen satu sama lain dari resiko kesehatan, dan keduanya
memiliki pengaruh terhadap umur panjang. Seseorang dapat sekaligus gemuk dan
bugar, akan tetapi orang yang gemuk dan bugar tidak dapat sesehat orang yang
kurus dan bugar. Sama halnya, orang yang gemuk dan bugar dapat menjadi lebih
sehat dari rekan mereka yang tidak bugar sama sekali.
Berhenti Merokok
Siapapun yang merokok harus berusaha menghentikan kebiasaan
mereka, karena merokok memiliki ancaman serius terhadap kesehatan. Metode untuk
berhenti merokok meliputi :
·
Berhenti
begitu saja
·
Menggunakan
substitusi nikotin dan mencari terapi.
Meskipun sulit untuk berhenti pada
awalnya, berhenti merokok dapat dicapai.
Mempraktikan Seks Aman
Praktik seks yang aman merupakan aspek lain dari perilaku sehat
yang menjadi perhatian psikolog kesehatan. Penggunaan kondom adalah satu cara
untuk mencegah baik kehamilan yang tidak di inginkan maupun STI.
Perlindungan
Melawan Infeksi Seks Menular
Infeksi
penyakit seks menular (sexually transmitted infection – STI) adalah sebuah
infeksi yang menular terutama melalui aktivitas seksual – hubungan badan
melalui vagina dan juga oral – alat kelamin, dan anal – alat kelamin. Efek STI
muncul pada 1/6 orang dewasa (National Center for Health Statistics, 2005). STI
seringkali awalnya berupa bakteri, seperti pada kasus gonorea (kencing nanah)
dan sifilis. STI juga dapat disebabkan oleh virus. Seperti pada kasus herpes
alat kelamin dan HIV.
Acquired
immune deficiency syndrome (AIDS) disebabkan oleh virus human immunodeficiency
(HIV), infeksi penyakit seks menular yang menghancurkan system kekebalan tubuh.
Tanpa perawatan, sebagian besar orang yang terkena HIV rentan terhadap kuman
penyakit yang seharusnya dapat dihancurkan system kekebalan tubuh normal.
Terapi
obat belakangan ini telah membuat orang mulai berpikir tentang HIV sebagai
kondisi kronis daripada kondisi kematian. Respons terhadap perawatan sangat
bervariasi, dan tetap bertahan untuk mengonsumsi ‘pesta obat’ untuk melawan HIV
dapat menjadi sesuatu yang menantang. Perawatannya dikenal dengan nama HAART
(Highly Active Antiretroviral Therapy). Perawatan ini membutuhkan 6-22 pil
setiap hari, meskipun baru-baru ini FDA telah menyetujui perawatan. 1 pil
perhari untuk HIV (Laurance, 2006). Efek sampingnya bervariasi dan dapat
meliputi deposit lemak di bagian punggung badan perut.
Tidak
ada perkiraan pasti untuk ekspetasi hidup dari seseorang yang menderita
HIV-positif karena pengobatan telah menjadi lebih baik saat ini, bagaimanapun
HIV tetap menjadi infeksi yang belum dapat disembuhkan secara totak yang secara
tragis dapat mengantar orang ke kematian dini.
Para ahli mengatakan bahwa
HIV dapat ditularkan melalui:
·
kontak seksual
·
kontak lain secara langsung seperti luka
atau selaput lendir dengan darah dan cairan seksual
·
jarum suntik yang tidak steril
·
transfusi darah.
2.6
Menyatukan Psikologi dan Kesehatan serta Kesejahteraan Psikologi positif
adalah psikologi tua yang datar
adalah psikologi tua yang datar
Meskipun
psikologi positif terkadang dianggap sebagai hal yang baru, namun secara
bekerja dimana kita harus mulai dari fungsi terlebih dahulu, dan mempelajari
apa yang bekerja dengan baik. Sebelum memutuskan apa yang tidak baik adalah
cara bekerja typical psikologi pada umumnya: kita mulai dengan mata dan hidung
yang berfungsi, untuk mempelajari penglihatan dan pendengaran sebagai contoh.
Oleh karena itu, psikologi positif sebenarnya hanyalah psikologi tua yang
datar.
Psikologi
adalah tentang anda
Melebihi
ilmu lainnya psikologi adalah tentang anda – memahami bagaimana anda berfungsi.
Untuk menunjukan relevansi psikologi terhadap kesehatan dan kesejahteraan anda,
serta untuk menolong anda menghargai hubungan yang banyak dan dalam antara ilmu
yang tergolong baru ini dengan kehidupan anda sehari-hari.
3.
KESIMPULAN
Psikologi
kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana
mendorong individu mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan
aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong
orang lain memperbaiki pola makannya. Maupun kesehatan mental. Individu yang
salah penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak
realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku
mengalihkan masalah yang dihadapi dengan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak
dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan
penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.
DAFTAR PUSTAKA
King
A Laura. 2010. Psikologi Umum, Buku 2. Jakarta
: Salemba Humanika.
Komentar
Posting Komentar