Makalah Psikoterapi Transpersonal (Pengantar Psikoterapi)


A.     Latar Belakang

Sepanjang sejarah banyak orang yang menceritakan tentang pengalaman-pengalaman yang merasakan sesuatu yang melampaui batas-batas normal. Kebanyakan pendekatan psikologis masa kini mengkategorikan pengalaman-pengalaman ini sebagai fantasi, patologi, atau pikiran terdistorsi. Namun ada juga psikolog yang memandang pengalaman mistikal dan motivasi untuk bertransendensi-diri sebagai aspek penting dari pengalaman manusia dan menjadi suatu topic yang patut dikaji oleh psikolog.

Suatu pendekatan yang terpokus pada pengalaman ini disebut psikologi transpersonal, telah muncul beberapa tahun terakhir. Psikologi transpersonal berupaya meneliti dan memupuk pengalaman spiritual kedalam konteks psikologis, sama seperti psikologi kesehatan adalah jembatan psikologi dan kedokteran atau psikologi industry sebagai jembatan psikologi dan bisnis, psikologi transpersonal adalah jembatan antara psikologi dan aspek spiritual pengalaman keagamaan (bukan aspek social atau politik agama). Bidang ini mengintegrasikan konsep-konsep, teori-teori dan metode-metode psikologis dengan bahan kajian dan praktek berbagai disiplin spiritual, misalnya transendensi, spiritualitas, dan tingkat kesadaran.



B.      Rumusan Masalah

1.       Apa itu Psikologi Transpersonal?

2.       Siapa tokoh-tokoh Psikologi Transpersonal?

3.       Apa saja cabang-cabang Psikologi Transpersonal?

4.       Apa itu Psikoterapi Transpersonal?

5.       Apa tujuan Psikoterapi Transpersonal?



C.      Tujuan Masalah

1.       Mengetahui Psikologi Transpersonal

2.       Mengetahui tokoh-tokoh dari Psikologi Transpersonal

3.       Mengetahui cabang-cabang dari Psikologi Transpersonal

4.       Mengetahui Psikoterapi Transpersonal

5.       Mengetahui tujuan dari Psikoterapi Transpersonal







A.     Pengertian Psikologi Transpersonal

Aliran ini dikembangkan oleh tokoh dari psikologi humanistik antara lain : Abraham Maslow, Antony Sutich, dan Charles Tart. Sehingga boleh dikatakan bahwa aliran ini merupakan perkembangan dari aliran humanistik.

Sebuah definisi yang dikemukakan oleh Shapiro yang merupakan gaubungan dari berbagai pendapat tentang psikologi transpersonal : psikologi transpersonal mengkaji tentang potensi tertinggi yang dimiliki manusia, dan melakukan penggalian, pemahaman, perwujudan dari kesatuan, spiritualitas, serta kesadaran transendensi. Rumusan di atas menunjukkan dua unsur penting yang menjadi telaah psikologi transpersonal yaitu potensi-potensi yang luhur (potensi tertinggi) dan fenomena kesadaran manusia. The altered states of consciousness adalah pengalaman seorang melewati kesadaran biasa misalnya pengalaman memasuki dimensi kebatinan, keatuan mistik, komunikasi batiniah, pengalaman meditasi. Demikian pula dengan potensi luhur manusia menghasilkan telaah seperti extra sensory perception,transendensi diri, ectasy , dimensi di atas keadaran, pengalalman puncak, daya batin.

Psikologi transpersonal seperti halnya psikologi humanistik menaruh perhatian pada dimensi spiritual manusia yang ternyata mengandung potensi dan kemampuan luar biasa yang sejauh ini terabaikan dari telaah psikologi kontemporer. Perbedaannya dengan psikologi humanistik adalah bila psikologi humanistik menggali potensi manusia untuk peningkatan hubungan antar manusia, sedangkan transpersonal lebih tertarik untuk meneliti pengalaman subjektif-ransendental, serta pengalaman luar biasa dari potensi spiritual ini. Kajian transpersonal ini menunjukkan bahwa aliran ini mencoba mengkaji secara ilmiah terhadap dimensi yang selama ini dianggap sebagai bidang mistis, kebatinan, yang dialami oleh kaum agamawan (kyai, pastur, bikhu) atau orang yang mengolah dunia batinnya. Hasil dari beberapa penelitian tranpersonal menunjukkan bahwa bidang kebatinan bisa menjadi bidang ilmu dan dapat dikaji secara ilmiah sehingga hal tersebut penting untuk di kaji lebih dalam dan tidak dianggap sebagai suatu syirik yang akhirnya membelenggu ilmuwan psikologi untuk mempelajari potensi yang tertinggi ini











B.      Tokoh-Tokoh Psikologi Transpersonal

Anthony Sutich dan Abraham Maslow. seringkali dilekatkan dengan psikologi transpersonal. Memang mereka berdualah yang berjasa dalam pendirian aliran baru ini. Upaya yang timbul dari ketidakpuasan pada teori yang tidak mampu menjelaskan hal-hal baru yang mereka temukan. Sebut saja ketika Maslow mulai meneliti aspek-aspek kehidupan religius, dan saat itu pemikiran ilmiah Amerika sedang didominasi oleh behaviorisme yang kurang simpati dengan eksplorasi dimensi batiniah. Menghadapi situasi ini, Maslow tidak terburu-buru memperkenalkan pengalaman mistis. Langkah pertama yang ditempuhnya adalah memperkenalkan istilah pengalaman-pengalaman puncak.

Hampir semua tokoh-tokoh dari psikologi aliran ini, berusaha sedapat mungkin memberikan arti bernuansa spiritual terhadap kata psikologi. Mereka seringkali merujuk kepada akar katanya, yakni psyche. Jika definisi modern mengarah kepada proses mental, maka definisi awal psyche sebenarnya adalah napas kehidupan, ekuivalen dengan makna soul, atau jiwa.

Sigmund Freud dipandang sebagai pelopor ke arah psikologi transpersonal atas jasanya memetakan ketidaksadaran sebagai komponen penting kepribadian manusia. Tiga puluh tahun sebelum Freud menyusun teorinya, tepatnya di tahun 1869, von Hartmann menerbitkan buku Philosophy of The Unconscious.Dalam buku tersebut ia menjelaskan filsafat Schopenhauer, di mana Schopenhauer sendiri secara eksplisit mengambil konsep tersebut dalam khazanah mistik Timur : Buddha dan Upanishad. Dijelaskannya bahwa di bawah kesadaran individu terletak kesadaran kosmis, yang dalam sebagian besar orang masih dalam bentuk ketidaksadaran, yang bisa dibangkitkan. Dengan membuat ketidaksadaran ini menjadi sadar, seseorang tersebut akan menjadi sosok hebat. Sedangkan Freud sendiri mengambil konsep Id dari buku George Groddeck, The Book of the It, yang mengambil konsep eksistensi Tao Kosmos atau Ruh (spirit) Universal.

Apa yang dirintis Freud saat itu, setidaknya membuka jalan bagi suatu pandangan bahwa apa yang nampak dalam perilaku manusia, sebenarnya hanyalah bagian kecil dari kepribadian. Manusia tetaplah memiliki aspek yang tersembunyi dalam dirinya, yang justru sebagian besar perilaku yang nampak hanyalah manifestasi dari apa yang tidak nampak, yang disebut sebagai ketidaksadaran. Meskipun Freud menempatkan hal-hal yang negatif bagi konstruksi ketidaksadaran, tapi ia berhasil membuka jalan bagi penerusnya—dalam hal ini Jung—untuk menempatkan aspek spiritual terhadap ketidaksadaran manusia.









C.      Cabang-cabang Psikologi transpersonal

1.       Kelompok Mistis magis

Kelompok ini kesadaran transpersonal bersesuaian dengan kesadaran para dukun dan shaman masa lalu. Pandangan ini dianut oleh para aktivis New Age, dan salah satunya gerakan teosofi yang dipimpin oleh Helena Blavatsky. Seringkali romantisme dari kelompok ini menyulitkannya untuk berinteraksi dengan arus utama psikologi.

2.       Kelompok Psiko-Fisiologis

Kelompok tingkat kesadaran alternatif yang biasanya menolak konsep-konsep perkembangan, tahap-tahap dan praktik peningkatan kesadaran. Mereka lebih suka meneliti keadaan kesadaran sementara secara psiko-fisiologis dengan memelajari keadaan-keadaan fisik seseorang yang berada dalam keadaan transpersonal. Kelompok ini bersama kelompok ekoprimitivisme menganjurkan penggunaan media (seperti zat-zat kimia atau psikotropika) untuk pencapaian keasadaran transpersonal. Tokoh yang cukup penting dalam kelompok ini adalah Stanislav Grof yang menggunakan LSD untuk psikoterapinya. Setelah penggunaan LSD dilarang pemerintah, Grof kemudian menggunakan teknik pernapasan (pranayama) dari tradisi Timur, yang disebutnya sebagai Holotrophic Breathwork.

3.       Kelompok Transpersonalis Postmodern

Kelompok transpersonalis posmodern. Mereka menganggap keasadaran transpersonal, sebenarnya merupakan keadaan yang biasa. Kita, manusia modern, menganggapnya seolah luar biasa, karena kita membuang kondisi kesadaran seperti ini. Kelompok ini menerima kisah-kisah para dukun shamanisme dan mistikus dalam semangat relativisme pluralistik. Mereka justru mengecam filsafat perennial yang mengungkapkan pengalaman mistik sebagai totaliter dan fasistik karena mengagungkan hierarki.

4.       Kelompok Integral.

Kelompok ini menerima hampir semua fenomena kesadaran yang diteliti oleh ketiga kelompok tadi. Yang berbeda, kelompok ini juga menerima konsep-konsep psikologi transpersonal dari aliran pramodern dan posmodern. Salah seorang tokohnya adalah Ken Wilber, yang nanti akan dibahas pada bab khusus. Kelompok pertama, kedua dan ketiga merupakan kelompok yang berada–bahkan bersebarangan–dengan agama formal. Helena Blavastky, yang berada pada kelompok yang pertama, misalnya, mengharuskan para anggotanya untuk tidak memiliki kecenderungan kepada agama tertentu.





D.     Pengertian Psikoterapi Transpersonal

Psikoterapi Transpersonal adalah yang berfokus pada kesadaran saat ini dan bagaimana pengalaman ini diselenggarakan dengan kurang penekanan pada diskusi intelektual. Ada perbedaan antara langsung mengalami sesuatu dan intellectualizing tentang hal itu. Terapis transpersonal dapat menggabungkan teknik seperti menulis jurnal dan seni ekspresif, serta teknik-teknik perilaku kognitif seperti citra dibimbing dan relaksasi untuk mengakses makna yang lebih dalam dan pengalaman daripada pemahaman verbal diri. konseling transpersonal berfokus pada pengembangan batin dan hubungan daripada menekankan kegiatan eksternal dan keprihatinan material.

Transpersonal dalam banyak literatur berarti melewati atau melalui “topeng”, dengan kata lain melewati tingkat personal.  Pendekatan transpersonal berbeda dengan pendekatan-pendekatan yang lain, yang pada umumnya hanya menjelaskan keadaan-keadaan transedensi diri yang sempit. Transedensi diri (self transedence) dalam psikologi transpersonal mengacu pada keadaan kesadaran (states of consciousness) dimana self berkembang melewati batas-batas wajar, identifikasi-identifikasi, dan citra diri dari kepribadian individu serta merefleksikan suatu koneksi fundamental, harmoni, atau kesatuan dengan orang lain dan dunia (Walsh dan Vaughan, 1993 ).



E.      Konsep dasar Psikoterapi Transpersonal (Walsh & Vaughan, 1993) :

·         Pengalaman Puncak

·         Transendensi-Diri

·         Kesehatan Jiwa Optimal

·         Kedaruratan Spiritual

·         Spektrum Perkembangan

·         Meditasi



F.      Tujuan Konseling

·         Bukan berfokus pada meredakan gejala Melepaskan diri dari identifikasi dengan peran dan perilaku dan menyadari identitas yang sebenarnya dariseseorang.

·         Ada yang kurang fokus pada pemecahan masalah dan lebih pada pengembangan dan pembukaan sumber daya batin dan pengalaman dari beingness otentik yang unik.











KESIMPULAN



Pendekatan transpersonal mencakup semua aspek manusia dan melihat pikiran, tubuh, dan semangat sebagai bagian dari keseluruhan yang terpadu. Daripada berfokus pada mengurangi gejala, tujuan terapi transpersonal adalah untuk melepaskan diri dari identifikasi dengan peran dan perilaku dan menyadari identitas yang sebenarnya seseorang. Ada kurang fokus pada pemecahan masalah dan lebih pada pengembangan dan pembukaan sumber daya batin dan pengalaman dari beingness otentik yang unik.



Pendekatan transpersonal memungkinkan sebuah visi yang lebih inklusif kemungkinan di mana seseorang bisa melepaskan masa lalu dan hidup lebih lengkap di masa sekarang. Dalam cahaya kebijaksanaan abadi dari ajaran spiritual, menegaskan kemungkinan hidup dalam harmoni dengan orang lain dan lingkungan, kurang didorong oleh ketakutan dan keserakahan, dan termotivasi oleh kasih sayang dan rasa tujuan. (Vaughan, 1993, hal 161)



Visi transpersonal mengakui bahwa melepaskan masa lalu memungkinkan kita untuk hidup lebih lengkap di masa sekarang dan akhirnya memfasilitasi akses ke level yang lebih dalam kebijaksanaan, kreativitas, dan potensi.













Daftar Pustaka :

·         Atkinson, Rita. L., et all, Introduction to Psychology, 11th ed, Harcourt Brace & Company

·         Wilber, Ken, Integral Psychology, Shambala, Boston & London, 2000

·         Hall, Calvin S. dkk, Teori-teori Psikodinamik (Klinis), Kanisius, Cetakan kelima, 1995

·         Hall, Calvin S. dkk, Teori-teori Sifat dan Behavioristik, Kanisius, Cetakan kedua, 1995

·         Maslow, Abraham, Psikologi Sains, Teraju, Oktober 2004

·         Tart, Charles T. et. all, Transpersonal Psychologies, Harper & Row Publisher. 1975

·         Keyna, Ruth, Introduction to Indian Philosophy, TATA McGRAW HILL PUBLISHING CO. LTD, 1970

·         Wilber, Ken, The Atman Project, The Theosophical Publishing House, 1980
Keraf, Sony, Pragmatisme Menurut William James, Kanisius

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Tes CPM (Colours Proggresive Matrices)

Makalah Psikologi Kesehatan (Psikologi Umum 2)

Makalah Kematian, Menjelang Ajal, dan Berduka (Psikologi Perkembangan 2)