INTELIGENSI


INTELIGENSI

Inteligensi (intelligence) adalah kemampuan untuk memecahkan masalah serta beradaptasi dari belajar dan pengalaman. Focus terhdap inteligensi adalah perbedaan dan penilaian individual. Perbedaan individual (individual differences) adalah cara yang stabil dan konsisten yang berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.

·         Tes Binet

Binet mengembangkan konsep usia mental atau mental age (MA), yakni perkembangan mental individu relative terhadap individu lain. Tes Binet telah mengalami beberapa revisi agar dapat mengikuti perkembangan dalam memahami inteligensi dan tes inteligensi.  Sejumlah revisi yang telah dilakukan ini disebut Tes Stanford-Binet.

            Dengan melakukan tes Binet terhadap banyak orang dari berbagai usia (dari usia prasekolah hingga masa dewasa akhir) dan berbagai latar belakang, penelitian menemukan bahwa skor pada Stanford-Binet mendekati distribusi normal, Distribusi normal dibentuk simestris, dengan sebagian besar skor berada di tengah-tengah rentang skor, dan sedikit skor berada di ujung-ujungnya.

·         Skala Wechsler

Jenis tes lain yang juga digunakan secara luas adalah Skala Wechsler yang dikembangkan oleh David Wechsler. Tes ini terdiri dari Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence – III (WPPSI-III) yang digunakan untuk menguji anak-anak usia 2 tahun 6 bulan hingga 7 tahun 3 bulan; Wechsler Intelligence Scales for Children – IV Integrated (WISC – IV Integrated) yang di tetapkan pada anak-anak dan remaja berusia 6 hingga 16 tahun; serta Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS-III).

Skala Wechsler tidak hanya memberikan skor IQ keseluruhan, namun juga beberapa indeks komposit (sebagai contoh verbal speed index) yang memungkinkan pemeriksa dapat segera melihat pola kekuatan dan kelemahan inteligensi siswa di berbagai area.







·         Jenis – jenis Inteligensi

Sternberg’s Triarchic Theory Robert.J. Sternberg (1986,2004,2008,2009) mengembangkan teori triarki inteligensi (triarchic theory of intelligence), yang menyatakan bahwa inteligensi memiliki tiga bentuk :

1.      Inteligensi analitik , yang merujuk pada kemampuan menganalisis, menilai, mengevaluasi, membandingkan, dan membedakan.

2.      Inteligensi kreatif, yang terdiri dari kemampuan berkreasi, menemukan, memulai sesuatu, dan membayangkan.

3.      Inteligensi praktis, intelegensi ini mencakup kemampuan untuk menggunakan, mengaplikasikan, mengimplementasikan, dan menerapkan gagasan-gagasan ke dalam praktik.

Gardner’s Eight Frames of Mind, Howard Gardner (1983,1993,2003) menyatakan ada delapan tipe inteligensi atau “frames of mind”. Di bawah ini akan dideskripsikan tipe inteligensi beserta tipe pekerjaan yang sesuai (Campbell, Campbell, & Dickinson, 2004) :

o   Verbal : kemampuan untuk berpikir menggunakan kata-kata dan bahasa untuk mengekspresikan makna. Pekerjaan : pengarang, jurnalis, pembicara.

o   Matematis : kemampuan untuk melakukan operasi matematika. Pekerjaan : ilmuwan, insinyur, akuntan.

o   Spasial : kemampuan untuk berpikir tiga dimensi. Pekerjaan : arsitek, artis, pelayar.

o   Kinestetik : kemampuan untuk memanipulasi objek-objek dan menjadi terampil secara fisik. Pekerjaan : ahli bedah, ahli bangunan, penari, atlet.

o   Musik : Sensitivitas pada ketinggian nada, melodi, ritme, dan nada. Pekerjaan : composer, musisi, dan pendengar yang sensitive.

o   Interpersonal : kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Pekerjaan : guru, professional kesehatan mental.

o   Intrapersonal : kemampuan untuk memahami dirinya sendiri. Pekerjaan : teolog, psikolog.

o   Naturalistik : kemampuan untuk mengobservasi pola-pola di alam dan memahami alam dan system pembuatan manusia. Pekerjaan : ahli botani, ahli ekologi, dan ahli pertanaman.

Menurut Gardner, setiap manusia memiliki semua tipe inteligensi ini dengan taraf yang berbeda-beda.

Mengevaluasi Pendekatan Inteligensi Majemuk, Sejumlah psikolog berpikir bahwa pandangan mengenai inteligensi majemuk itu terlalu jauh menggunakan konsep inteligensi spesifik (Reeve & Charles, 2008). Beberapa ahli menyatakan bahwa belum ada sejumlah riset yang mendukung tiga jenis inteligensi Sternberg atau delapan jenis inteligensi Gardner. 

·         Budaya dan Inteligensi

Apa yang dianggap inteligensi pada suatu budaya tertentu, bias jadi tidak di anggap inteligensi di budaya lainnya, sebagai contoh, orang dibudaya barat cenderung memandang inteligensi dari sudut keterampilan bernalar dan berpikir; orang yang berasal dari timur memandang inteligensi sebagai suatu cara bagi para anggota dari suatu komunitas agar berhasil melakukan peran social (Nisbett, 2003).

·         Menginterpretasikan Perbedaan Skor IQ

Skor IQ yang diperoleh dari tes seperti Stanford-Binet dan skala Wechsler memberikan informasi mengenai kemampuan mental anak-ana. Meskipun demikian hingga kini masih terdapat perdepatan dari para peneliti dalam hal menginterpretasikan performa dalam tes inteligensi.

Ø  Pengaruh Genetik.

Peneliti sepakat bahwa genetic dan lingkungan berinteraksi mempengaruhi inteligensi. Bagi sebagian besar orang, ini berarti bahwa modifikasi dalam lingkungan dapat mengubah skor IQ mereka, meskipun sumbangan genetic akan terus memengaruhi kemampuan intelektualitas seseorang, pengaruh lingkungan dan kesempatan yang diberikan kepada anak –anak dan dewasa juga menentukan.

Ø  Pengaruh Lingkungan

Semakin sering orangtua berkomunikasi dengan anak-anaknya, semakin tinggi skor IQ anak-anak.  Sekolah juga mempengaruhi inteligensi (Gustafsson, 2007). Efek terbesar ditemukan jika sekelompok besar anak-anak yang sangat kekurangan pendidikan formal dalam jangka waktu panjang berdampak pada penurunan inteligensi (Ceci & Gilstrap, 2000).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Tes CPM (Colours Proggresive Matrices)

Makalah Psikologi Kesehatan (Psikologi Umum 2)

Makalah Kematian, Menjelang Ajal, dan Berduka (Psikologi Perkembangan 2)